11 Maret 2009

Membeli Kebun di Surga

Membeli Kebun di Surga
Suatu ketika, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bersedekah, di
surga nanti, ia akan memiliki seperti yang ia sedekahkan. ”Abu
Dahdah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, aku memiliki dua
kebun. Apabila salah satunya kusedekahkan, apakah kelak
aku akan memiliki kebun seperti itu di surga? 'Rasulullah SAW menjawab,
“Benar.” Abu Dahdah kembali bertanya,
“Apakah istri (Ummu Dahdah) dan anak-anakku juga akan bersamaku di surga?”
Rasulullah SAW menjawab, “Benar.”

Abu Dahdah pun membulatkan tekadnya untuk menyedekahkan kebunnya yang terbaik.
Sesampainya di kebun itu, ia berjumpa dengan istri dan
anak-anaknya. Ia pun menegaskan kepada mereka, “Aku akan menyedekahkan kebun
ini. Dengan begitu, aku membeli kebun seperti
ini di surga. Adapun engkau, istriku, akan bersamaku dan seluruh anak kita.”
Tiba-tiba saja meneteslah air
mata bahagia dari kedua pelupuk mata istrinya
yang beriman itu. Istri Abu Dahdah lalu berkata, “Semoga
yang engkau jual dan beli diberkati Allah SWT, wahai suamiku.” Istri Abu
Dahdah kemudian segera memanggil anak-anaknya dan meninggalkan
kebun itu karena sudah bukan milik mereka lagi. Akhirnya, kebun itu menjadi
milik umat Islam yang miskin.

Kisah diatas dikutip oleh al-Kalbi dalam tafsirnya saat menjelaskan surah
al-Baqarah ayat 245,“Barangsiapa meminjami Allah dengan
pinjamannya yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan
banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-
Nyalah kamu dikembalikan.”
Kisah ini juga diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib. Kisah ini mengingatkan
kita bahwa apa yang tengah kita genggam sekarang ini,
apa yang kita miliki kini, pada hakikatnya tidaklah memiliki arti apa-apa bila
tidak kita infakkan, bila tidak kita sedekahkan di jalan
Allah.
Harta yang diperhitungkan oleh Allah untuk diberi balasan kenikmatan surga
bukanlah harta yang kita peroleh kemudian kita simpan,
melainkan harta yang kita peroleh dengan jalan yang halal kemudian kita
infakkan (nafkahkan) dan kita sedekahkan. Abu Dahda, seorang
sahabat Nabi, ketika mendengar bahwa sedekah yang kita berikan akan diganti
oleh Allah dengan ganti yang setimpal, bahkan lebih, dengan
segera menginfakkan salah satu dari dua kebunnya, bahkan kebunnya yang
terbaik. Ia berharap Allah akan menggantinya dengan kebun
serupa di surga kelak.
Kisah ini dapat kita jadikan bahan renungan dan cerminan, apakah sudah
seperti itu upaya kita untuk mendapatkan hal yang sepadan di
akhirat kelak dengan apa yang kita infakkan di dunia ini. Apakah infak dan
sedekah yang kita keluarkan hanyalah serpihanserpihan
kecil atau remah-remah dari harta kita yang tidak berarti dan tidak
kita
perhitungkan?

Seorang teman pernah berseloroh, “Bila Anda merasa berat sewaktu berinfak
dengan sepuluh ribu rupiah, tetapi merasa ringan sewaktu
berinfak dengan seribu rupiah, seukuran itu pulalah kualitas Anda. Semakin
ringan Anda mengeluarkan infak dalam jumlah yang semakin
besar dalam kemampuan Anda, sebesar itu pulalah kualitas Anda. ”Dalam sebuah
hadits qudsi, Allah berfirman,“Berikan hartamu maka
Aku akan memberi kepadamu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Karena itu, jangan ragu-ragu untuk berinfak dan bersedekah. Biarkanlah diri
Anda
memberi. Bila Anda melakukannya dengan ikhlas dan kerendahan hati, banyak
berkah Ilahi yang mengalir kepada Anda.

Tujuh manfaat bersedekah:
1. membebaskan dari kesulitan,
2. menyembuhkan penyakit,
3. memelihara harta benda,
4. meredakan murka Allah,
5. menarik cinta kasih manusia,
6. membuat hati yang keras menjadi lembut,
7. dan
menambah keberkahan usia.

Dalam sebuah pepatah dikatakan, “Sebaik-baik harta adalah yang kamu
infakkan (sedekahkan) dan sebaik-baik ilmu adalah yang memberimu guna.”
(dakwatuna.com)***

KEJADIAN MISTERIUS DI RSCM

KEJADIAN MISTERIUS DI RSCM

Ada
kejadian aneh di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSCM, dimana para pasien
selalu meninggal di tempat tidur yang sama pada kamar yang sama dan
selalu pada Jumat pagi pukul 07.45, tanpa peduli umur dan kelamin.
Anehnya latar belakang kesehatan merekapun sama: para korban sedang
mendekati kemajuan, menuju kepulihan (recuperating) .

Hal ini sangat membingungkan para dokter dan beberapa bahkan
berpikir bahwa hal ini ada hubungannya dengan supranatural. Mengapa
selalu pada hari Jumat dan pada tempat tidur yang sama?

Lalu para dokter memutuskan untuk menuntaskan kasus ini dan menyelidiki penyebab dari beberapa kejadian ini...

Begitu
tiba hari Jumatnya, semua orang dirumah sakit tersebut dengan tegang
menunggu akankah kejadian buruk itu terulang kembali. Lalu
terbaringlah pasien baru rumah sakit itu disana. Pasien ini baru
selesai dioperasi dan prognosisnya bagus. Indikatornya semua positif.
Beberapa dokter sudah memegang tasbih, quran, bible bahkan sebagian
lagi memegang salib kayu dan benda-benda suci lainnya untuk menangkal
iblis...

Sementara sang pasien masih terbaring disana. Tidur nyenyak dengan tenang.

Seiring waktu berputar.... ..

pukul 07:00....

07:30....

tepat sebelum waktu keramat itu tiba ......

Pintu kamar tersebut terbuka..... ......... ......... ...

Kemudian masuklah Tukimin... part timer cleaning service untuk hari
Jumat... Ia langsung mencabut kabel alat untuk bantuan pernafasan dari
stop-kontaknya lalu menggantinya dengan kabel untuk vacuum cleanernya
dan mulai membersihkan ruangan....

jangan serius kali bacanya..... ..:)

Hidup Ini Mudah

Hidup Ini Sederhana
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

* Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil untuk kerja di tempatnya.

* Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. "

* Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."
Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

* Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih golf berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"
Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."
Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."
Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana ."

* Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."
Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."
Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

* Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

“YANG PALING PENTING, HIDUP INI HARUS BERMANFAAT BUAT ORANG LAIN.”